KWI Serukan Keprihatinan dan Harapan di Tengah Dinamika Sosial-Politik Nasional

Jakarta, TBN – Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) melalui Ketua, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC, dan Sekretaris Jenderal, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM, mengeluarkan pernyataan sikap resmi terkait perkembangan situasi sosial-politik di Indonesia yang akhir-akhir ini diwarnai kekerasan dan tindakan anarkis di sejumlah daerah.
Dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan dari Sekretariat Jenderal KWI, Jalan Cut Meutia No. 10, Jakarta Pusat, para Uskup Katolik menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas peristiwa tersebut. Mereka menilai, kondisi ini muncul akibat adanya kekecewaan besar masyarakat terhadap perkataan, kebijakan, dan tindakan yang dinilai tidak bijaksana serta tidak berpihak kepada rakyat.
“Kami menyampaikan rasa duka yang mendalam terhadap saudara-saudari yang mengalami cedera bahkan kehilangan nyawa ketika memperjuangkan kebenaran dan keadilan,” demikian kutipan dari pernyataan resmi KWI.
Lima Seruan Utama KWI
Dalam sikap resminya, KWI menyampaikan lima poin utama keprihatinan dan harapan:
-
Duka dan Belarasa – Ungkapan duka mendalam kepada korban yang terluka maupun meninggal dunia dalam aksi memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
-
Himbauan kepada Tiga Lembaga Negara – KWI mendesak lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif untuk lebih mendengarkan aspirasi rakyat, terutama kelompok rentan, serta berani mengoreksi atau membatalkan kebijakan yang tidak adil.
-
Peran Aparat Keamanan – Aparat diminta benar-benar menjadi pengayom dan mengedepankan cara-cara humanis dalam menghadapi aksi massa.
-
Sikap Kritis Gereja – KWI menegaskan tetap bersikap kritis terhadap pemerintah dan lembaga negara demi memastikan kebijakan berpihak pada kepentingan rakyat.
-
Apresiasi dan Dukungan – Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang berjuang menegakkan kebenaran dengan cara santun, damai, dan berlandaskan Pancasila.
Seruan Kebersamaan
KWI juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk menahan diri dari tindakan provokatif dan kriminal yang dapat merusak persatuan. Para uskup menekankan pentingnya bergotong-royong membangun bangsa dengan semangat kebersamaan menuju Indonesia Emas.
“Marilah kita saling memancarkan energi positif demi Indonesia maju. Kiranya Tuhan memberkati niat baik kita dan melindungi negara kita tercinta, Indonesia,” tutup pernyataan itu.