Tribrata dan Catur Prasetya: Pilar Utama Kepercayaan Publik bagi Polri

Tribrata dan Catur Prasetya: Pilar Utama Kepercayaan Publik bagi Polri

Oleh : Kombes Pol. Henry Novika Chandra, S.I.K., M.H

Sebagai insan Rastra Sewakottama,—abdi utama bagi nusa dan bangsa, setiap anggota Polri memanggul tanggung jawab yang bukan saja besar, tetapi juga luhur. Tugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bukan semata-mata kewajiban fungsional, melainkan bentuk pengabdian yang lahir dari nilai moral, spiritual, dan dedikasi tinggi terhadap kemanusiaan. Di sinilah Tribrata dan Catur Prasetya menjadi tiang penyangga utama, bukan hanya bagi etos kerja Polri, tetapi juga sebagai fondasi kepercayaan publik yang terus dibangun dan dijaga.

Tribrata: Tiga Pilar Pengabdian

Tribrata adalah jiwa dari setiap insan Polri. Ia bukan sekadar deretan sumpah, melainkan kompas moral yang mengarahkan Bhayangkara dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Pertama, pengabdian kepada Nusa dan Bangsa dengan penuh ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa mengingatkan bahwa kekuatan dan legitimasi tindakan Polri harus bertumpu pada nilai-nilai ilahiah. Ketakwaan menuntun setiap insan Polri untuk bekerja jujur, adil, dan penuh keikhlasan.

Kedua, menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan dalam penegakan hukum adalah penegasan bahwa hukum bukan sekadar teks, tetapi wujud dari nilai-nilai luhur bangsa. Penegakan hukum yang adil adalah cermin kesetiaan Polri terhadap amanat reformasi dan demokrasi.

Ketiga, melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat adalah wujud nyata dari pelayanan publik. Dalam poin ini, terlihat jelas bahwa Polri adalah sahabat rakyat, bukan penguasa atas rakyat. Keikhlasan dan keramahan menjadi nilai utama yang harus dihidupi.

Catur Prasetya: Janji Kehormatan yang Membumi

Jika Tribrata adalah ideologi pengabdian, maka Catur Prasetya adalah janji kehormatan yang membumi. Empat tekad dalam Catur Prasetya menjadi tolak ukur integritas Bhayangkara:

Meniadakan gangguan keamanan, menunjukkan peran aktif Polri dalam menjaga stabilitas sosial dan keamanan nasional.

Menjaga keselamatan jiwa raga, harta benda, dan hak asasi manusia menegaskan bahwa tugas utama Polri adalah melindungi warga negara, bukan mengancamnya.

Menjamin kepastian hukum, artinya Polri hadir bukan untuk menciptakan ketakutan, tapi untuk memberi rasa keadilan yang setara bagi semua.

Memelihara ketentraman dan kedamaian, menjadi bukti bahwa Polri adalah perekat sosial, bukan pemecah harmoni.

Kepercayaan Publik: Harta Terbesar Polri

Tribrata dan Catur Prasetya menjadi pilar kepercayaan karena keduanya menjelma dalam tindakan nyata. Kepercayaan publik terhadap Polri dibangun bukan oleh kampanye atau citra semata, melainkan dari sikap, keputusan, dan interaksi nyata yang dilakukan para anggota di lapangan.

Setiap senyum tulus ketika membantu warga, setiap keadilan yang ditegakkan tanpa pandang bulu, dan setiap pengorbanan yang dilakukan demi keselamatan masyarakat, adalah fondasi kuat dari rasa percaya itu.

Menuju Polri yang Presisi dan Humanis

Di tengah era transparansi dan keterbukaan, Polri dituntut untuk terus mereformasi diri. Tribrata dan Catur Prasetya harus menjadi semangat hidup yang relevan di segala zaman. Dalam bingkai transformasi menuju Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan), nilai-nilai luhur ini menjadi nafas panjang perjalanan institusi.

Pada akhirnya, Polri yang profesional bukan hanya diukur dari seragam dan kewenangan, melainkan dari seberapa dalam nilai Tribrata dan Catur Prasetya meresap dalam jiwa setiap Bhayangkara. Inilah saatnya untuk membuktikan bahwa Polri bukan hanya aparat, tetapi penjaga nilai-nilai kemanusiaan, penjaga keadilan, dan penjaga damai.

Karena sejatinya, kekuatan Bhayangkara tidak terletak pada tongkat komando atau senjata, tetapi pada kepercayaan rakyat yang dibangun dari keikhlasan, keberanian, dan integritas yang tak tergoyahkan.

Editor : Bripka Simeon Sion H. S.Kom / Seksi Humas Polres Kupang.