Peran Gereja di NTT Redam Aksi Massa Pasca Tragedi 28 Agustus di Jakarta

Peran Gereja di NTT Redam Aksi Massa Pasca Tragedi 28 Agustus di Jakarta
Uskup AGung Kupang Mgr. Hironimus Pakaenoni, Pr

Kupang,TBN – Gelombang aksi massa yang mengguncang Jakarta pasca peristiwa 28 Agustus 2025, yang menewaskan seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan, turut mengundang perhatian dari berbagai elemen bangsa, termasuk Gereja di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sebagai daerah yang dikenal dengan dominasi umat Kristiani, baik Katolik maupun Protestan, NTT menunjukkan perannya yang signifikan dalam meredam potensi aksi lanjutan di wilayahnya. Sejumlah pemimpin gereja, mulai dari Uskup Agung Kupang hingga para pendeta Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), bergerak cepat dengan menerbitkan surat gembala yang berisi seruan damai.

Uskup Agung Kupang menegaskan dalam pesannya bahwa umat Katolik di NTT diminta untuk tidak terprovokasi oleh isu-isu yang beredar, melainkan mendoakan bangsa agar tetap bersatu. “Kematian almarhum Affan Kurniawan adalah duka bangsa, bukan alasan untuk menambah luka dengan kekerasan baru,” tulisnya dalam surat yang dibacakan di setiap paroki.

Senada, Majelis Sinode GMIT juga mengeluarkan imbauan kepada jemaat di seluruh NTT. Melalui surat gembala, para pendeta menekankan pentingnya mengedepankan dialog, solidaritas, serta penguatan peran gereja dalam menciptakan kedamaian. “Kita turut berbelasungkawa, tetapi jangan biarkan duka menjadi bara yang memecah belah,” ujar salah satu poin dalam imbauan tersebut.

Kehadiran suara moral dari gereja terbukti ampuh menenangkan jemaat. Sejumlah tokoh masyarakat menyebut langkah gereja ini membantu menjaga situasi NTT tetap kondusif, berbeda dengan beberapa daerah lain yang sempat diwarnai aksi turun ke jalan. 2

Pemerhati sosial di Kupang sekaligus dosen Universitas Nusa Cendana Kupang, DR. Marsel Robot, menilai peran gereja di NTT bukan sekadar imbauan, melainkan gerakan moral yang nyata. “Surat gembala dari gereja di NTT punya bobot besar. Bagi masyarakat, suara gereja adalah pedoman hidup. Itulah sebabnya masyarakat di sini lebih memilih doa dan refleksi ketimbang aksi massa,” jelasnya.

Hingga saat ini, situasi di Kabupaten Kupang, Kota Kupang, dan daerah lainnya di NTT dilaporkan aman terkendali. Aparat keamanan mengapresiasi peran gereja dalam membantu pemerintah menjaga suasana tetap damai.

Tragedi 2 Agustus di Jakarta memang menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan rekan-rekan almarhum Affan Kurniawan. Namun di NTT, gereja berperan menjadi garda moral agar duka tersebut tidak berubah menjadi gejolak sosial yang berkepanjangan.

Oleh Bripka Simeon Sion/ Seksi Humas Polres Kupang